.

Tampilkan postingan dengan label Camera Knowledge. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Camera Knowledge. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Januari 2010

Pilih mana, Nikon D5000, atau Canon EOS500D ?

Bodi Nikon D5000 dan EOS500D tampak dari atas


Tahun 2009 kemarin ternyata adalah tahun perang mode video pada digital SLR. Bermula pada akhir tahun baru dengan peluncuran Canon 5D mark II dan Nikon D90, tahun ini kemampuan merekam video ini ternyata diturunkan ke kamera kamera untuk pemula yaitu Canon 500D dan Nikon D5000. Hal ini tentunya sangat menguntungkan buat pencinta fotografi, karena bisa mengeksplorasi media video selain fotografi biasa. Selain itu, fitur kamera semakin berkembang seperti setting ISO yang lebih tinggi dan bersih dari noise, resolusi gambar, dan lain-lain.
Di lain pihak, peluncuran kamera pemula seperti Canon 500D dan Nikon D5000 hampir disaat yang bersamaan tentu membuat bingung pemirsa, selain namanya sama-sama mengunakan angka 5, 0 dan huruf D, sama-sama memiliki kemampuan merekam video, dan punya harga jual yang hampir sama. Lalu kamera manakah yang paling cocok?

Kelebihan Canon 500D

Viewfinder sedikit lebih besar (0.87x dibanding to 0.78x)
-15 megapixels (dibanding 12 megapixel)
-ISO sampai 12800
-Proses gambar 14 bit (dibanding 12 bit)
-Ada vertikal grip (beli terpisah)
-Layar lebih besar 3 inci (dibanding 2.7 inci)
-Resolusi layar lebih tinggi (920.000 piksel dibanding 230.000 piksel)
-Waktu rekam 18 menit atau 4GB (dibanding 5 menit)
-Mampu merekam HD full 1080p, meskipun sedikit putus-putus karena hanya 20 fps.
-Kompatibel ke semua jenis lensa Canon EOS baik EF-S atau EF sedangkan Nikon D5000 hanya kompatibel dengan lensa Nikon AF-S dan Sigma HSM
Sedangkan kelebihan Nikon D5000

-Layar LCD yang bisa diputar 360 derajat
-Memotret lebih cepat 4 gambar per detik (dibanding 3.4 per detik)
-Memiliki 11 titik fokus (dibanding 9 titik fokus)
-Memiliki bodi lebih tinggi sehingga pegangan lebih mantap
-Memiliki pilihan 19 scenes yang biasanya terdapat pada kamera kompak
-Analisa secara praktis berdasarkan pengamatan dan pengalaman

Resolusi gambar Canon yang mencapai lebih tinggi 3 megapiksel tidak berarti bahwa gambar yang dihasilkan akan lebih baik, malahan sama saja dengan kamera 10 megapiksel dan menghabiskan media penyimpanan. Tapi kadangkala resolusi besar bisa membantu bila Anda suka meng-krop foto. Misalnya ketika foto olahraga dimana Anda tidak ada waktu untuk mengkomposisi foto secara artistik.

ISO 12800 juga tidak berarti bahwa gambar akan baik. Biasanya kamera dengan sensor krop / kecil, ISO 3200 adalah batasan gambar yang layak. Lebih dari angka itu, gambar terlalu banyak noise sehingga menjadi tidak tajam dan kehilangan banyak detil.

Perbedaan jumlah titik fokus pun tidak signifikan karena penyebaran titik auto fokus antara kedua kamera hampir sama.

Lalu apa yang signifikan yang membedakan kedua kamera tersebut?

Fitur-fitur yang berkaitan dengan Video mode lah jawabannya.

Nikon D5000 memiliki layar yang bisa diputar, ini memudahkan untuk merekam video atau menggambil gambar di sudut-sudut sulit, misalnya diatas kepala atau dibawah kaki. layar semacam ini juga membantu dalam merekam video diri sendiri. Namun sedikit disayangkan bahwa dalam Nikon D5000 ini layar turun kebawah daripada kesamping seperti kamera Olympus E-620 atau kamera superzoom lainnya, akibatnya ketika mengunakan tripod, layarnya terhalangi oleh kaki kaki tripod.

Di lain pihak, layar Canon 500D sedikit lebih besar dan jauh lebih jelas dan tajam. Hal ini penting buat mengecek apakah foto yang diambil benar-benar fokusnya sudah pas atau belum. Ini penting terutama yang suka foto dengan lensa bukaan besar seperti f/1.8 atau f/1.4.

Selain itu, kamera Canon 500D bisa merekam video sampai 18 menit berturut-turut, sedangkan Nikon hanya 5 menit. Untuk sebagian orang, mungkin 5 menit saja sudah cukup, tapi saya pikir 5 menit terlalu pendek. Untuk video Youtube misalnya, 10 menit adalah standar.

Canon 500D juga bisa merekam full HD tapi hanya 20fps. Video akan terlihat kurang mulus. Jadi ini bukan keunggulan signifikan dibanding Nikon D5000.

Hal lain yang menarik untuk disinggung adalah scenes mode pada Nikon D5000 lebih banyak daripada Canon 500D, ini menggambarkan bahwa Nikon D5000 didesain untuk memuluskan transisi dari penguna kamera digital kompak ke sistem DSLR yang semakin terjangkau.

Lalu kamera mana yang terbaik?
Kalau dilihat dari spesifikasi semata, secara keseluruhan Canon 500D memiliki banyak keunggulan baik secara teknis dan kompatibitas.

Tapi kalau secara orang per-orang, tentunya berbeda-beda jawabannya.

Contoh, Bila Anda lebih suka mengunakan live view seperti kamera kompak, maka Nikon D5000 lebih menarik karena layarnya bisa diputar, dan live viewnya juga memiliki Auto focus yang bisa mengikuti objek (belum diketahui keefektifannya).

Sedangkan untuk pengguna DSLR yang lebih berpengalaman dan lebih suka mengunakan viewfinder untuk mengkomposisi gambar, maka Canon 500D lebih baik, karena viewfindernya lebih besar.

Lalu juga perlu diperhatikan kompatibilitas lensa. Nikon D5000 hanya mendukung lensa-lensa Nikon yang berkode AF-S. Meskipun banyak lensa baru yang memiliki AF-S, tapi banyak juga lensa legendaris Nikon yang tidak memiliki hal tersebut seperti lensa-lensa prime/non-zoom seperti 50mm f/1.8 yang harganya relatif murah tapi berkinerja tinggi dibanding lensa-lensa Nikon lainnya. Meski Anda tetap bisa mengunakan lensa tersebut, tapi Anda terpaksa mengunakan manual fokus.

Bagi pengguna yang telah memiliki lensa-lensa merek tertentu, maka sebaiknya mempertimbangkan untuk tetap membeli kamera yang sama mereknya, karena menurut saya, perbedaan antara kedua kamera tidak begitu signifikan.

Selain hal teknis, hal-hal emosional atau lainnya juga berpengaruh. Contoh, pengangan (grip) Nikon terasa lebih nyaman di tangan, atau letak tombol-tombol dan desain Canon terasa lebih pas dihati.

Kesimpulan
Bagi pengguna kompak yang ingin bertransisi ke DSLR, maka Nikon D5000 mungkin bisa lebih menjembatani dibandingkan Canon 500D. Di lain pihak, bila Anda cukup berpengalaman dalam DSLR, dan ingin mencoba-coba merekam video, Canon 500D mungkin lebih cocok.

Yang pasti kedua kamera ini ditujukan ke pemula dan dua-duanya memberikan nilai nilai tambah yang cukup baik dibanding dengan kamera-kamera di tahun sebelumnya.

Semoga informasi saya ini dapat membantu.

Salam jepret

Jumat, 22 Januari 2010

NIKON VS CANON ??


Secara keseluruhan, pilih DSLR Canon ato Nikon? – sudut pandang ekonomis

Barusan ada pembahasan di forum tentang pemilihan kamera digital antara Canon vs. Nikon dilihat dari sisi investasi secara keseluruhan. Seperti kita ketahui, pada saat kita memutuskan untuk membeli sebuah kamera DSLR, sudah barang tentu prosesnya tidak hanya akan berhenti pada pembelian kamera saja (body+lens kit). Pada awalnya mungkin dorongan untuk upgrade, nambah alat, aksesoris tidak begitu besar.. tetapi seiring dengan bertambahnya pengalaman, ilmu, pertemanan, dan baca-baca, kadang dorongan ini menjadi semakin kuat dan bahkan tidak bisa terbendung lagi. Sehingga, anggaran dana pembelian kamera yang pada mulanya hanya terbatas untuk body + lens kit akhirnya harus berubah total menjadi keseluruhan investasi yang bisa dibilang tidak murah.
Nah, kebetulan teman tadi mempunyai rencana untuk melakukan investasi secara total yaitu mulai pembelian body + kit, lensa tambahan, aksesoris, lighting, dan lain-lain. Saya sendiri kurang begitu tahu apa latar belakang pemilihan yang dia lakukan, tetapi dia hanya menekankan pada nilai ekonomis dari keseluruhan investasi yang akan diperoleh jika membeli kamera DSLR Canon atau Nikon.

OK, sekarang langsung saja kita bahas secara singkat. Di sini saya akan menguraikan tentang perkiraan anggaran yang harus dikeluarkan untuk investasi keseluruhan untuk bermain-main dengan kamera digital. Namun, kali ini uraian ini saya batasi pada 3 komponen utama yaitu body, lensa dan lighting. Pemilihan jenis kamera juga saya batasi antara entry level dengan semi pro, dan saya tidakakan mengutak-atik seri kamera full frame atau profesional.

Langsung saja, untuk entry level, di sini ada Canon EOS 450D dan Nikon D60. Dari sisi harga, 450D + lensa kit 18-55is + memory 4g dibanderol dengan harga Rp 8,295,000 dan D60 + lensa 18-55mm VR dibanderol dengan harga Rp 7,125,000. Selanjutnya, untuk semi, ada Canon EOS 50D dan Nikon D300. Dari sisi harga, 50D body only dibanderol dengan harga Rp 14.325.000 dan D300 dibanderol dengan harga Rp 18.949.900. Sekilas di situ terlihat jelas perbedaan harga-harga meski sebenarnya antara keempat lensa itu tidak bisa dibandingkan secara head to head karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saya di sini tidak ingin berpihak pada sisi manapun, hanya memberikan gambaran kasar saja bagi yang ingin membeli kamera DSLR, dari kedua merk Canon dan Nikon, keempat kamera tersebut adalah yang bisa dijadikan pilihan.

Berikutnya, pertimbangan masalah lensa. Seperti diketahui, di dalam fotografi peranan lensa sangat penting karena melalui lensa inilah proses penangkapan gambar oleh sensor kamera bisa terjadi. Banyak yang mengajurkan untuk membeli body kamera entry level yang tidak terlalu mahal (misalnya antara memilhi EOS 450D vs. EOS 1000D) tapi dikompensasi dengan pembelian lensa yang premium. Nah, terkait dengan perhitungan total keseluruhan investasi, berikut ini adalah gambaran yang dapat saya ulas, meski sedikit semoga dapat membantu.

Untuk lensa wajib 50mm f/1.8 untuk nikon harganya di kisaran Rp 1.2jt, untuk canon harganya di kisaran Rp 1jt

Untuk lensa wide kelas menengah untuk Nikon ada 16-85mm seharga Rp 6,4jt, dan untuk Canon ada 17-85 mm seharga Rp 6,8jt.

Untuk lensa wide kelas premium untuk Nikon ada 14-24mm f/2.8G ED (1.7x) AF-S seharga Rp 17,7jt, dan untuk Canon ada 16-35mm f/2.8L II USM seharga 17,3jt

Untuk lensa makro Nikon AFS 105mm f/2.8 VR DX Micro G ED harganya 9,045,000 sedangkan EF 100mm f/2.8 Macro USM Harganya RP 6,4jt.

Untuk lensa tele kelas premium nikon 70-200mm f/2.8G IF ED AF-S VR 18,jt, untuk canon ada 3 macem tapi berhubung di sini saya adalah pemakai Canon, saya jadi kurang tahu pasti mana yang patut disandingkan dengan lensa Nikon. Lensa tersebut adalah: 70-200mm f2.8 L USM seharga Rp 14,4jt; 70-200mm f2.8 L IS USM seharga Rp 21,2jt; 70-200mm f4 L USM 8,1jt; 70-200mm f4 L IS USM Seharga Rp 13,1jt.

Berikutnya ada lighting (flash). Lightingnya (flash external) untuk kedua kamera in berada di kelas medium, karena sifatnya portable.


Untuk Canon, ada :

Canon Speedlite 430 Ex II Flash Light 2.859.800
Canon Speedlite 580 EX II Flash Light 4.895.800

Untuk Nikon, ada:

Nikon SB 600 2.290.000
Nikon SB 800 3.450.000

Berikutnya, dari uraian di atas, kita ambil 1 sampel saja. Tarolah entry level yaitu 450D vs. D60. Kalo di itung-itung dari kebutuhan total kedua merk di atas, hasilnya adalah sebagai berikut.

Canon

Canon EOS 450D – kit 8,295,000
Lensa wajib 50mm 1,000,000
Lensa wide premium 17,300,000
Lensa Fix Macro 6,400,000
Lensa Tele premium 21,200,000
Flash 4,895,000

Total 59,090,000


Nikon

Nikon D60 – kit 7,125,000
Lensa wajib 50mm 1,200,000
Lensa wide premium 17,700,000
Lensa Fix Macro 9,045,000
Lensa Tele premium 18,000,000
Flash 3,450,000

total 56,520,000

Selisihnya sekita 4-5jtan. Namun harus diingat, harga-harga di atas adalah pedoman kasar yang belum tentu sesuai dengan harga di lapangan.

Nah, sekarang tinggal kembali ke kejelian dan kebijakan pembaca sekalian dalam menentukan pilihan. Sekali lagi, tulisan ini bukan bermaksud memicu brandwar karena masing-masing merk (Canon vs. Nikon) punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, baik dari sisi teknologi, fitur, kenyaman penggunaan dan lain-lain. Uraian di sini hanya memperhitungkan pilihan dari sisi nilai ekonomis saja.

Pilih mana ? Lensa Canon VS Nikon ???


Saat kita akan membeli kamera DSLR, sebaiknya pilihan merk DSLR mana yang akan dibeli perlu memperhitungkan pada kemudahan dan ketersediaan pilihan lensa nantinya. Maka itu produsen DSLR papan atas seperti Canon dan Nikon tetap jadi favorit fotografer, karena jajaran lensa yang dimilikinya amat lengkap. Betul kalau Pentax, Olympus, Sony (Minolta) juga punya koleksi lensa yang lengkap, namun kadang-kadang pemiliki DSLR juga tergoda untuk membeli lensa alternatif seperti Sigma/Tamron/Tokina dan nyatanya lensa alternatif seperti ini tidak banyak menyediakan pilihan lensa dengan mounting selain versi Canon atau Nikon. Belum lagi ketersediaan stok lensa di tanah air tampaknya lebih bersahabat untuk merk Canon dan Nikon saja.

Lensa kamera DSLR terbagi menjadi beberapa macam. Paling sederhana adalah dari jenisnya, yaitu lensa tetap (fix/prime) dan lensa zoom (variabel rentang fokal). Lensa zoom juga akan terbagi dua, yaitu yang bukaannya konstan (fix f/2.8, fix f/4 dsb) atau yang bukaannya variabel (mengecil saat di zoom). Dari ukuran diameter lensa juga ada dua macam lensa DSLR, yaitu lensa untuk SLR film/DSLR full frame, dan lensa dengan diameter lebih kecil (untuk APS-C). Dari segi teknologi juga lensa terbagi dua, dengan motor fokus (dan mikro-chip) di dalam lensa dan tanpa motor fokus (lensa lama). Dengan banyaknya perbedaan ini, wajar kalau para fotografer pemula (seperti saya) menjadi kebingungan saat melihat lensa yang dijual di pasaran, apalagi harganya pun bisa bervariasi dari satu juta hingga puluhan juta.

Sekedar mengenal jajaran lensa Canon dan Nikon, saya sajikan daftar head-to-head lensa favorit para fotografer beserta sedikit ulasannya. Tapi sebelumnya, saya sajikan dulu terminologi atau istilah dari keduanya supaya tidak bingung :

Ukuran diameter lensa : Canon memakai istilah EF dan EF-S, perhatikan kalau kode EF menunjukkan diameter yang besar (untuk SLR film dan DSLR Full Frame) sementara EF-S adalah untuk sensor APS-C yang image circle lebih kecil. Demikian juga lensa Nikon, yang berkode DX artinya hanya untuk kamera Nikon DX saja. Lensa Nikon tanpa kode DX artinya bisa dipakai di SLR Nikon film atau DSLR Nikon full-frame (meski di DSLR Nikon DX pun tetap bisa).
Teknologi : Canon memiliki lensa dengan motor fokus USM (Ultra Sonic Motor) di dalamnya, tapi tidak semua lensa Canon terbaru memakai motor USM. Motor USM sendiri terkenal akan kehalusannya, kecepatannya dan akurasinya, dan lensa Canon dengan teknologi USM relatif mahal. Sebaliknya, semua lensa Nikon berteknologi AF-S pasti ada motor fokus SWM (Silent Wave Motor), sementara lensa lama Nikon AF atau AF-D tidak ada motornya. Meski semua lensa AF-S ada motor SWM, tapi kinerja motor itu tidak sama antara lensa mahal dan lensa murah. Motor SWM di lensa murah lebih lambat dalam mengunci fokus.
Optical Image Stabilizer : Baik Canon dan Nikon memiliki kesamaan dalam menerapkan sistem stabilizer pada lensa, dimana artinya tidak semua lensa memiliki fitur ini. Cara kerjanya yaitu gyro-sensor di dalam lensa mendeteksi getaran tangan dan melakukan kompensasi dengan menggerakkan elemen lensa khusus sehingga foto yang diambil pada speed rendah (dan/atau posisi tele) terhindar dari resiko blur. Canon menamai sistem ini dengan kode IS (Image Stabilizer), sementara Nikon memakai kode VR (Vibration Reduction). Baik IS dan VR, keduanya dapat menampilkan efek stabilisasi pada viewfinder optik, sebelum foto diambil.
Pembagian kasta : Di lensa Canon terdapat dua kasta lensa, yaitu lensa biasa dan lensa Luxury (L series, ditandai gelang merah diujungnya). Nikon tidak membedakan kasta pada lensanya, hanya saja lensa Nikon baru disederhanakan dengan meniadakan ring aperture, ditandai dengan kode G (gelded).
Lensa prime / fix

Lensa fix punya ketajaman tak tertandingi oleh lensa zoom, dengan bukaan yang umumnya besar, sehingga cocok untuk dipakai foto potret dengan bokeh yang menawan. Canon dan Nikon sama-sama punya jajaran lensa fix yang lengkap, dengan fokal mulai dari wide (sekitar 20mm), normal (sekitar 50mm) hingga tele (sekitar 100mm). Perhatikan kalau semua lensa fix Canon adalah berkode EF, dengan beberapa diantaranya memakai kode L dan USM.

Beberapa lensa fix kelas elit dari Canon adalah :

EF 24mm f/1.4L USM
EF 50mm f/1.2L USM
EF 85mm f/1.2L II USM
Sementara Nikon punya jajaran lensa prime yang bukaan maksimal di f/1.4 seperti yang baru saja diluncurkan yaitu AF-S 50mm f/1.4G. Sedangkan lensa fix ekonomis dan favorit dari Canon adalah EF 50mm f/1.8, dan dari Nikon adalah AF 50mm f/1.8D. Selain itu, Nikon juga punya prime yang wide seperti AF 14mm f/2.8D ED dan prime tele seperti AF 85mm f/1.4D IF, dan prime micro seperti AF-S 105mm f/2.8D VR ED. Bicara soal lensa prime tele, baik Canon maupun Nikon punya jajaran lensa tele yang lengkap mulai dari 135mm, 180mm, 200mm, 300mm, 400mm, 500mm dan 600mm (Canon bahkan punya yang 800mm dan 1.200mm), beberapa dilengkapi dengan IS atau VR.

Lensa zoom : wideangle

Bila lensa fix tidak memberi keleluasaan untuk berganti posisi fokal, maka lensa zoom memungkinkan kita untuk merubah fokal dalam rentang tertentu sehingga bisa didapat berbagai variasi komposisi (dan terhindar dari sering maju mundur). Lensa zoom wideangle umumnya bermula dari 14 sampai 24mm, namun perhatikan kalau dipakai di kamera dengan crop factor (1,6x untuk Canon APS-C, 1,3x untuk Canon 1Ds dan 1,5x untuk Nikon), maka panjang fokalnya akan banyak berubah. Untuk itu, produsen lensa harus berusaha ekstra keras untuk mendesain lensa yang amat wide supaya saat terkena crop factor, lensa tersebut masih layak disebut lensa wide.

Untuk kebutuhan fotografi wideangle seperti landscape dan arsitektur, pemakai Canon sensor APS-C hanya bisa menikmati lensa wide EF-S 10-22mm f/3.5-4.5 USM, sementara pemakai Nikon DX bisa menjajal lensa anyar yaitu AF-S DX 10-24mm f/3.5-4.5G IF ED. Untuk pemakai Nikon Full frame, tersedia Nikon AF-S 14-24mm f/2.8G ED. Sayangnya dari pihak Canon belum tersedia lensa EF yang sepadan dengan Nikon 14-24mm f/2.8 ini.

Lensa zoom : standar

Rentang zoom standar merupakan rentang aman, dengan kemampuan wide dan tele yang mencukupi sehingga untuk bepergian cukup dengan membawa satu lensa saja ini saja. Kabar gembira bagi pemakai Nikon DX karena tersedia banyak lensa Nikon DX yang berkualitas dan terjangkau (seperti lensa kit D40 18-55mm), diantaranya :

AF-S DX 16-85mm f/3.5-5.6G ED VR
AF-S DX 17-55mm f/2.8G IF ED (bukaan konstan)
AF-S DX 18-70mm f/3.5-4.5G IF ED (kitnya D70)
AF-S DX 18-105mm f/3.5-5.6G VR (kitnya D90)
AF-S DX 18-135mm f/3.5-5.6G IF ED (kitnya D80)
AF-S DX 18-200mm f/3.5-5.6G VR IF ED (sapu jagad)
Ketersediaan banyak pilihan lensa standar DX yang murah dan berkualitas inilah yang menjadikan banyak fotografer yang non profesional memilih kamera DSLR Nikon, meski banyaknya pilihan ini juga dikritik beberapa pengamat karena banyaknya overlap dalam rentang lensa dan umumnya punya bukaan lensa yang mirip (semestinya Nikon mulai membuat lensa standar bukaan konstan f/4).

Sementara bagi pemakai Canon APS-C yang perlu lensa EF-S tampaknya harus cukup bersabar karena sementara ini hanya tersedia lensa EF-S berikut ini (tidak termasuk 18-55mm) :

EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM (bukaan konstan)
EF-S 17-85mm f/4-5.6 IS USM
EF-S 18-200mm f/3.5-5.6 IS (sapu jagad – non USM)
Kondisi menjadi berbalik saat kita melihat jajaran lensa Full frame, dimana Canon punya ciri khas dengan menyediakan dua pilihan lensa untuk seri EF-nya, yaitu lensa bukaan konstan yang cepat (f/2.8 ) dan lensa bukaan konstan yang ekonomis (f/4). Sementara Nikon hanya menyediakan lensa bukaan cepat f/2.8 yang mahal saja.

Lensa Canon EF standar yang favorit (L series) :

EF 16-35mm f/2.8L USM
EF 17-40mm f/4L USM
EF 24-70mm f/2.8L USM
EF 24-105mm f/4L IS USM
Sementara sebagai padanannya, di jajaran Nikon juga terdapat dua lensa zoom standar yang menjadi favorit :

AF-S 17-35mm f/2.8D IF ED
AF-S 24-70mm f/2.8G ED
Sebagai catatan, masih banyak lensa lain dari Canon EF ataupun Nikon non DX untuk rentang standar seperti 28-80mm, 28-105mm, dan 28-200mm, namun karena lensa ini bermula dari 28mm, maka bila terkena crop factor akan menjadi tidak umum (sekitar 43mm) sehingga kurang disukai pemakai DSLR Canon APS-C ataupun Nikon DX.

Lensa zoom : tele ???

Kita mulai di kelas APS-C atau kelas DX. Nikon terkenal akan lensa telenya yang ekonomis, AF-S DX 55-200mm f/4-5.6G IF-ED VR sementara Canon menawarkan kemampuan tele lebih panjang dengan EF-S 55-250mm f/4-5.6 IS. Canon sendiri sebenarnya punya lensa lawas dengan rentang 55-200mm tapi bukan EF-S dan sudah diskontinu.

Selanjutnya, di kelas Full-frame, persaingan head-to-head berimbang terjadi di dua kelas, yaitu kelas 70-300mm dan kelas 70-200mm bukaan konstan. Canon punya EF 70-300mm f/4-5.6 IS USM dan Nikon punya AF-S 70-300mm f/4.5-5.6G IF ED VR yang mana keduanya disukai banyak fotografer karena harganya terjangkau dan kemampuan telenya lumayan jauh di 300mm (ekuivalen 450mm). Di kelas lensa bukaan konstan 70-200mm, ketimpangan terjadi saat Nikon yang hanya punya satu produk lensa harus bersaing dengan empat (ya, empat) lensa Canon 70-200mm. Nikon mengandalkan AF-S 70-200mm f/2.8G IF ED VR sementara Canon punya empat pilihan yaitu :

EF 70-200mm f/2.8L IS USM (cepat, plus IS)
EF 70-200mm f/2.8L USM (cepat,tanpa IS)
EF 70-200mm f/4L IS USM (hemat,plus IS)
EF 70-200mm f/4L USM (paling hemat, tanpa IS)
Sementara untuk keperluan lensa tele zoom khusus baik Canon maupun Nikon juga punya rentang yang tidak umum seperti :

Canon EF 90-300mm f/4.5-5.6 USM
Canon EF 100-400mm f/4.5-5.6L IS USM
Nikon AF 80-400mm f/4.5-5.6D ED VR
Nikon AF-S 200-400mm f/4G IF ED VR
Nah, itulah beberapa daftar line-up lensa dari Canon maupun Nikon yang umum digunakan para fotografer. Pilihan lensa dari keduanya memang tergolong cukup lengkap, sehingga tak heran para profesional banyak yang melirik DSLR dari Canon ataupun Nikon. Hanya saja kita harus mencermati kebutuhan lensa kita (sebelum membeli DSLR), bila sudah perlu satu lensa spesifik maka memilih kamera DSLR tentu tidak jadi masalah. Sekali kita menentukan merk kamera, maka kita akan terikat pada sistem yang semerk, seperti lensa dan lampu kilat.

Sebagai penutup, berikut kesimpulan singkat dari ulasan diatas :

istilah yang umum dijumpai di lensa Canon : EF, EF-S, USM, IS, L series
istilah yang umum dijumpai di lensa Nikon : AF, AF-S, SWM, VR, DX
Canon dan Nikon sama-sama punya lensa fix yang lengkap
Di kelas lensa zoom wideangle, Nikon punya koleksi lebih lengkap
Di kelas lensa standar zoom, Nikon lebih lengkap di lensa kelas DX, sementara Canon lebih lengkap di kelas lensa full-frame
Di kelas lensa tele, Canon dan Nikon sama-sama punya koleksi yang lengkap (catatan Canon 70-200mm punya empat varian)
Nikon tidak banyak punya lensa bukaan konstan f/4 (seperti AF-S DX 12-24mm f/4G IF ED)
Untuk mendapat kinerja optik tertinggi (plus teknologi USM) dari lensa Canon, bisa didapat dari lensa Canon L series.